Enam mahasiswa dari ITB dan Telkom University meraih kemenangan dalam ajang UNESCO Youth Innovation Challenge yang digelar di Kolombia.
Ajang ini bertujuan mencari solusi digital untuk melawan misinformasi.
Tim Indonesia memenangkan penghargaan berkat proyek MIL Point — sebuah solusi gamifikasi yang melatih pengguna membedakan fakta dan opini.
Game ini terhubung dengan kios digital edukatif di area umum, bisa diakses oleh siapa saja.
Dengan MIL Box, pengunjung dapat mencoba kuis interaktif untuk melatih berpikir kritis.
Setiap sesi permainan menyajikan data yang akurat agar pemain paham konteks sebenarnya.
MIL Point hadir dalam format web app.
Cukup daftar di situs “mil-point.vercel.app”, pengguna bisa mencoba fiturnya, termasuk empat fitur utama:
1. **Feed** — pembelajaran dari sumber valid.
2. **Prebunk Games** — permainan cek fakta berbasis skenario.
3. **Debate Point** — forum diskusi terbuka.
4. **Leaderboard** — papan peringkat edukatif.
“Kami ingin mendorong pola pikir kritis di masyarakat,” jelas Wynneth Artdelyn Jees, perancang utama game.
Proyek dirancang intensif selama 14 hari dengan proses riset, brainstorming, pembuatan prototipe hingga pitching.
Ide MIL Point muncul dari kegelisahan atas maraknya hoaks di media sosial.
“Sekarang konten asli dan palsu makin sulit dibedakan, dan kami ingin membantu masyarakat membedakan fakta dan manipulasi,” ujar Bagas Kalih.
Peluncuran tahap awal dijadwalkan akhir tahun 2025 di dua kota besar Indonesia.
Ke depan, proyek ini akan diperluas ke seluruh Indonesia agar semakin banyak warga memahami literasi media.
Kompetisi UNESCO Youth Hackathon 2025 bertema “Minds Over AI” diikuti 1.286 proposal dari 138 negara.
Tim ITB-Telkom University menjadi satu dari sedikit pemenang dunia.
Selain Indonesia, negara pemenang lain datang dari berbagai benua.
Penghargaan diserahkan langsung oleh perwakilan resmi UNESCO dalam Global Media Information Literacy (MIL) Week Conference 2025.
Proyek ini juga didukung Radya Labs, Salman Subakat, dan IAIF ITB.
Rencana pengembangan jangka panjang tengah disusun untuk menjadi contoh sinergi teknologi dan pendidikan dari Indonesia.