Indonesia kembali mencatat gebrakan di dunia energi terbarukan.
Produk inovatif bernama Bobibos mengubah jerami jadi bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan.
Proses produksi Bobibos memanfaatkan sistem distilasi biomassa dengan efisiensi tinggi.
Bahan baku utama berupa jerami dikeringkan, difermentasi, lalu diproses menjadi bahan cair berenergi tinggi.
“Tujuan kami sederhana: dari sawah untuk jalanan Indonesia,” kata Aditya Gunawan, CEO startup energi hijau Bobibos Labs.
Riset Bobibos mulai dikembangkan sejak 2023.
Uji lapangan juga memperlihatkan efisiensi pembakaran yang stabil.
Platform IoT digunakan untuk memantau suhu dan emisi selama produksi.
Kementerian ESDM dan beberapa BUMN energi melirik peluang kerja sama strategis.
Bobibos dinilai sejalan dengan visi Indonesia Net Zero Emission 2060.
Kapasitas produksi awal diperkirakan mencapai ribuan liter per hari.
Namun di balik keberhasilan riset ini, ada sejumlah hal yang perlu diperkuat.
Regulasi distribusi biofuel baru perlu dukungan kebijakan yang kuat.
Di sisi lain, perlu edukasi publik agar masyarakat paham manfaat biofuel lokal.
Pakar lingkungan dan teknologi biomassa melihat inovasi ini sebagai bukti kapasitas riset anak muda Indonesia.
Dengan kombinasi digitalisasi, inovasi, dan kesadaran hijau, Indonesia bisa mandiri energi dari sumber terbarukan.
Inovasi ini adalah simbol transisi energi bangsa, dan Indonesia kini punya peluang nyata jadi pemimpin energi hijau di Asia.